Senin, 16 Agustus 2010


Petaka Bagi Orang Rakus
Jakarta - Pada zaman Nabi Isa as ada seorang laki-laki yang ingin sekali menjadi sahabat beliau. Suatu hari ia menemui Nabi Isa as dan berkata, "Wahai Isa, ingin sekali aku bersahabat denganmu ke mana pun kau pergi." Nabi Isa as mengizinkannya, "Baiklah jika demikian."

Suatu hari kedua sahabat tersebut berjalan di tepi sebuah sungai. Karena lapar, mereka beristirahat dan membuka perbekalan berupa tiga potong roti. Nabi Isa as mengambil satu potong, lelaki itu juga mengambil satu. Masih tersisa satu potong lagi. Ketika Nabi Isa as pergi ke sungai dan kemudian kembali, roti yang tinggal sepotong tadi sudah tidak ada. Nabi Isa as bertanya pada sahabatnya, "Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?" Sahabatnya menjawab, "Aku tak tahu."

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Setelah jauh berjalan, mereka bertemu sungai lagi, Nabi Isa as memegang erat tangan sahabatnya itu, menariknya untuk menyeberang. Nabi Isa berkata, "Wahai sahabatku, sebenarnya siapa yang mengambil roti itu?" Tetap, lelaki itu menjawab, "Aku tak tahu."

Sampailah dua sahabat itu di sebuah hutan. Saat mereka duduk-duduk untuk beristirahat, Nabi Isa as menemukan sejumlah perhiasan. Kemudian, Nabi Isa as membaginya menjadi tiga bagian, ia berkata, "Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedangkan yang sepertiganya lagi untuk orang yang mengambil roti." Dengan cepat sahabatnya itu berkata, "Akulah yang mengambil roti itu." Nabi Isa as pun berkata, "Ambillah semua bagian ini untukmu." Lalu keduanya berpisah.

Laki-laki itu sangat girang. Kemudian datanglah dua orang yang akan merampok perhiasan itu. Saat perampok itu ingin membunuhnya, laki-laki itu berkata, "Lebih baik perhiasan ini kita bagi tiga saja." Dua orang perampok itu setuju, lalu menyuruh salah seorang untuk membeli makanan ke pasar.

Muncullah keinginan orang yang pergi ke pasar untuk menguasai seluruh perhiasan itu. Ia berkata, "Untuk apa perhiasan itu dibagi tiga, lebih baik untuk aku semua. Makanan ini aku racun agar mereka berdua mati." Sementara itu, dua orang yang menunggu di hutan pun berpikiran sama. Salah satu dari mereka berkata, "Lebih baik, saat ia datang membawa makanan, kita bunuh saja. Dan harta ini menjadi milik kita berdua."

Dua orang tadi bersepakat. Kemudian saat orang yang membawa makanan itu datang, mereka membunuhnya. Keduanya sangat senang mendapat bagian yang lebih banyak dari yang seharusnya. Kemudian mereka memakan makanan yang telah diberi racun. Keduanya pun mati.

Ketika Nabi Isa as berjalan melintasi hutan dan melihat tiga mayat yang mati di sekitar perhiasan, maka ia berkata, "Inilah contohnya dunia. Maka berhati-hatilah kamu kepadanya." (imam)

(Kisah ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar