Sabtu, 26 Maret 2011

JADILAH DIRI SENDIRI !

Dalam hidup kadang-kadang kita selalu ingin menjadi orang lain dan merasa orang lain lebih hebat dan selalau mengecilkan arti pekerjaan sendiri padahal melakukan pekerjaan yang sekecil apapun dengan baik, kita sudah melakukan sesuatu yang besar. Di bawah ini ada sedikit cerita tentang keadaan itu, tapi sadarilah bahwa kita memang harus mejadi diri sendiri, be yourself

adalah sebuah lampu templok (lampu kecil) yang tergantung di pondok penjaga Mercusuar. Setiap hari si lampu kecil selalu mengeluh akan tugasnya yang “hanya” menerangi pondok di penjaga dan si lampu kecil selalu iri kalau memandang lampu mercusuar yang begitu gagah, besar dan terang dan mempunyai tugas mulia. Menurut si lampu kecil, bahwa akan sangat membanggakan kalau dia juga bisa berdiri (tergantung) di tempat mercu suar yang tinggi, sehingga dia juga bisa melakukan tugas yang “mulia”. Hari yang dinantikan tiba. Pada suatu malam yang sangat berbadai, gelombang tinggi, angin menderu dengan kencang, si penjaga mercu suar membawa si lampu kecil (sebagai penerang) untuk naik ke mercu suar untuk berjaga jaga. Si lampu kecil pun ditempatkan di samping lampu mercu suar yang gagah tersebut. Seketika si lampu kecil merasa bahwa hidupnya sekarang jauh lebih berarti karena sudah bisa berdiri sama tinggi sama si lampu mercu suar dan ikut melakukan pekerjaan mulia. Detik ke detik, menit ke menit si lampu kecil tambah merasa bangga, dan dia memandang jauh ke depan untuk melihat kapal yang lalu lalang dan menjadikan mercu suar sebagai Tanda. Tetapi setelah si lampu kecil memperhatikan dengan seksama, dia melihat bahwa nahkoda kapal sama sekali tidak melihat dia, yang dilihat oleh nahkota adalah lampu mercu suar tanpa melihat sama sekali si lampu kecil. si lampu kecil kecewa.
Tibalah saatnya si penjaga mercu suar untuk pulang ke pondoknya dan membawa si lampu kecil. sampai dipondok si lampu kecil sadar bahwa tugasnya juga mulia apabila dia menjadi diri sendiri karena sudah bisa membantu si penjaga mercu suar melakukan tugasnya dengan menjadi penerang jalan dan penerang pondok.

cinta & pernikahan ala guru plato

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,,

“Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.

Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,

kemudian ambillah satu saja ranting.

Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan,,

artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik).

Sebenarnya aku telah menemukan

yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut

Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting – ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,

jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya

“Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,

“Apa itu pernikahan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana.

Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh)

dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,,

karena artinya kamu telah menemukan apa itu pernikahan”

Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.

Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.

Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah pernikahan”

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.

cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.

Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan…

tiada sesuatu pun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. . .

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur…

Terimalah cinta apa adanya :)

Pernikahan adalah kelanjutan dari Cinta.

Adalah proses mendapatkan kesempatan,,,

ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada,

maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya,

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya…